Padang(SUMBAR).SE - Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) atau post disaster need assesment sangat dibutuhkan di daerah rawan bencana seperti Sumatera Barat agar prioritas penanganan bisa cepat dilakukan.
“Tim Jitupasna memiliki kemampuan untuk menghitung kerusakan dan kerugian dari sebuah bencana. Juga bisa mendeskripsikan kondisi sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan prioritas penanganan pascabencana," kata Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri ST, pada kegiatan Bimtek Hitung Cepat Pengkajian Pascabencana Angkatan III, Sabtu (10/09/2021).
Pengkajian dan penilaian yang dilakukan oleh Tim Jitupasna meliputi identifikasi, penghitungan kerusakan dan kerugian fisik dan non fisik yang menyangkut aspek pembangunan manusia, perumahan atau pemukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektoral lainnya.
Pengkajian ini dapat digunakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan program maupun kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Informasi yang dikumpulkan Tim Jitupasna haruslah akurat. Artinya, didapat dari para pihak yang terdampak bencana. Semua data itu disusun dalam bentuk infografis dan dokumen rencana aksi.
Namun saat ini sumberdaya manusia yang mampu melakukan kajian pascabencana di Sumbar masih kurang karena itu perlu ditingkatkan melalui fasilitasi bimbingan teknis (bimtek) atau workshop dan penerapannya.
"Untuk itulah tujuan diselenggarakannya Bimtek Hitung Cepat Pengkajian Pascabencana ini. Pesertanya antara lain walinagari, relawan dan wartawan,” ujarnya.(*/ind)
No comments:
Post a Comment