Jakarta (Indonesia), SE - Bertempat di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri, Jakarta (28/3), Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, resmi membuka Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia 2018 .
Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) tahun ini mengusung tema “The Colours of Beautiful Indonesia" dengan mengeksplorasi kekayaan budaya serta kehidupan masyarakat Indonesia yang penuh dengan kebhinekaan dan nilai toleransi di dalamnya.
“Mempelajari seni budaya negara lain, dalam hal ini Indonesia, bukan hanya mendapatkan pengalaman. Melainkan proses membangun jembatan pemahaman dan perdamaian bagi dunia," tutur Wamenlu Fachir pada acara pembukaan yang dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri dan Kementerian/Lembaga terkait, Duta Besar negara sahabat penerima BSBI, anggota DPR RI, perwakilan universitas/perguruan tinggi, sanggar seni, dan perwakilan pusat budaya asing di Indonesia.
Senada dengan Wamenlu Fachir, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Cecep Herawan menyampaikan, “Para peserta BSBI 2018 ini diharapkan akan menjadi sahabat dari Indonesia (friends of Indonesia) di masa mendatang. Pelaksanaan selama 15 tahun terakhir, kegiatan dimaksud telah menghasilkan 776 lulusan dari 69 negara yang menjadi friends of Indonesia dan juga membantu promosi Indonesia di negara masing-masing."
Rangkaian kegiatan BSBI dimulai pada 24 Maret 2018 dan akan ditutup dengan pagelaran budaya akbar dari para peserta program bertajuk Indonesia Channel pada tanggal 4 Juli 2018 di Jakarta. Acara pembukaan BSBI 2018 ini juga dimeriahkan penampilan kesenian berupa musik dan tarian daerah yang dipersembahkan oleh para diplomat muda dan alumni BSBI Indonesia.
Tahun ini BSBI telah berusia 16 tahun, sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2003. Kegiatan ini digagas oleh Kemlu untuk menyadarkan pemuda dalam negeri serta memperkenalkan para generasi muda negara-negara sahabat dengan ragam identitas dan karakter bangsa Indonesia yang khas seperti sikap menghargai kebhinekaan, kebersamaan, kesantunan, keterbukaan dan toleransi.
Program BSBI 2018 diikuti oleh 72 pemuda dari 44 negara, negara-negara prioritas peserta BSBI tahun ini adalah negara anggota ASEAN, ASEAN+3, SwPD, PIF, sejumlah negara Eropa, Asia, negara MIKTA (dalam kerangka keketuaan Indonesia) serta negara-negara Afrika untuk menyukseskan rencana penyelenggaran Indo-Africa Forum pertama di Indonesia. Perkembangan BSBI tiap tahun terlihat dari bertambahnya negara baru yang berpartisipasi didalamnya. Tahun ini terdapat 5 (lima) negara baru yaitu, Benin, Ghana, Bangladesh, Bosnia Herzegovina dan Yordania. Selain itu, terdapat 5 pemuda Indonesia yang berasal dari Bengkulu, Jakarta, Yogyakarta, Maluku dan Papua Barat.
“Program ini sangat bagus dan impresif, ini akan menjadi petualangan baru bagi saya untuk mempelajari seni dan budaya melalui BSBI 2018," ujar Custodio Dos Santos e Silva, salah seorang peserta dari Timor Leste
Selama 3 (tiga) bulan peserta BSBI akan mempelajari Bahasa Indonesia, seni budaya dan keharmonisan beragama, kegiatan sosial dan kearifan lokal serta kunjungan ke situs-situs warisan budaya. Dalam rentan waktu tersebut, para peserta akan berlatih pada 6 (enam) sanggar dan universitas mitra Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yaitu, Sanggar Semarandana, Denpasar; Rumah Budaya Rumata, Makassar; Sanggar Musik dan Tari Sofiyani, Padang; Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, serta untuk mengembangkan pengetahuan tentang Indonesia secara lebih luas, tahun 2018 dibuka Yayasan Seni Gubang, Kutai Kartanegara dan Sanggar Sayu Gringsing, Banyuwangi.
(Sumber: Dit. Diplik/Kemlu)
No comments:
Post a Comment